Sambutan

Billion Rupiah Hompage

The Billion Rupiah Homepage
The Billion Rupiah Homepage

Rabu, 07 November 2012

Artikel "Andai aku menjadi ketua KPK"


Tanaman Talas Imitasi Tikus Berdalih Pangkat

Bagiku menjadi ketua KPK adalah momok menakutkan dalam benak hatiku. Bagaimana tidak ? KPK merupakan komisi kenegaraan yang sangat berperan penting dalam proses penanggulangan serta pemberantasan  tindak pidana korupsi, yang dilakuan tikus berdalih pangkat yang kian marak di negeri ini, hingga korupsi mungkin sudah terlihat seperti tradisi yang ada di negeri beribu pulau ini. Dengan kata lain, artinya negeri ini belumlah bisa di katakan merdeka, karena, apalah artinya kemerdekaan jikalau rakyat masih sengsara karena tingkah laku koruptor itu sendiri.
 Menjadi ketua KPK bukanlah hal yang mudah bagi saya, bukankah menjadi ketua KPK haruslah berpendidikan tinggi ?, sedangkan aku hanyalah anak seorang petani dan seorang pedagang sayur keliling, modal darimana yang bisa aku gunakan untuk mengenyam pendidikan setinggi itu ?, inipun kalau aku tidak mendapatkan program beasiswa dari Putra Sampoerna Foundation untuk melanjutkan jenjang sekolahku ke SMA Sampoerna Academy Bogor Campus, mungkin melanjutkan sekolah hanyalah angan-angan belaka.
Namun, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin, begitupun jika diriku mempunyai kesepatan untuk memimpin KPK. Karena, jika telingaku mendengar adanya berita-berita mengenai korupsi yang tersiar akhir-akhir ini, serasa hatiku tersayat-sayat oleh rasa kebencian yang mendalam terhadap pelaku korupsi tersebut. Hal inilah yang memberi dorongan tersendiri bagi nuraniku untuk memutar balik otak sejenak guna mencari jalan keluar membasmi para tikus biadab itu secepatnya.
Maaf, mungkin kata “ biadab” memang pantas untuk mereka yang telah melakukan tindak pidana tesebut, bagaimana tidak ? tega-teganya mereka dengan sangat tidak terhormat, memperkaya dirinya sendiri dengan menyelewengkan kekuasaan yang telah dipercayakan kepada mereka, yang pada akirnya akan merugikan perekonomian ataupun keuangan negara yang akan berujung kesengsaraan pada rakyat yang mempunyai perekonomian rendah, toh pada akhirnya akan berbuah pahit pada pelakunya sendiri, dikucilkan, mendapat cemoohan dari masyarakat,dan martabatnyapun sudahlah tidak berarti.
Andai saja aku mempunyai kesempatan untuk memimpin KPK, ingin rasanya membasmi koruptor itu secepatnya, walaupun aku tahu bahwa membasmi koruptor itu bukanlah hal yang mudah,bukan seperti halnya membuat mie instant, yang limabelas menitpun sudah siap saji. Oleh karena itu , aku tahu bahwa membasmi korupsi itu seperti halnya tumbuhan talas, walau ditebang batangnya akan tetap tumbuh lagi, karena masih ada umbi ataupun akar didalam tanah yang masih mampu untuk membantu proses pertumbuhan ulang tanaman talas itu sendiri.
Mungkin, jika suatu hari nanti aku berhasil memimpin KPK, teori talas inilah yang kemudian hari akan kugunakan untuk membasmi tindak pidana korupsi tersebut. Jadi, hal pertama yang akan aku lakukan jika berhasil memimpin KPK adalah, memberikan pengetahuan atau pengajaran kepada seluruh pelajar di negeri ini, karena seperti yang kita tahu bahwa mereka merupakan elemen dasar  terpenting pembangun nusantara ini. Mungkin pengetahuan ini bisa dimasukan sebagai bahan ajaran dalam mata pelajaran kewarganegaraan, yang pada akhirnya bisa sekaligus mengajarkan siswa menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang anti korupsi dan warga negara yang senantiasa mentaati peraturan pemerintah, dalam hal ini pelajar di seluruh indonesia berperan sebagai umbi ataupun akar dari tanaman talas itu sendiri.
 Hal kedua yang perlu dilakukan mungkin agak rumit, karena pastinya akan memerlukan persetujuan dari banyak pihak,namun efek yang dihasilkannya tentulah luar biasa. Dalam hal ini, perlu adanya payung hukum yang menjamin bahwa para pelaku korupsi hendaklah mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya atau bahkan hukuman mati sekalipun jika perlu. Karena, jika misalnya seorang petinggi atau pejabat terbukti melakukan tindakan korupsi dan mendapatkan hukuman mati sebagai pertanggung jawaban atas penyelewengannya itu, dengan sendirinya pejabat lainnya atau bawahan sekalipun akan mengurungkan dan menghilangkan niatnya untuk melakukan tindak  pidana korupsi.
 Bukan malah seorang pelaku korupsi itu mendapatkan berbagai fasilitas yang sangat mewah saat berada di rumah tahanan. Disediakan tempat karaokelah, ruang bersantai, dan masih banyak lagi. Hal inilah, yang pada akhirnya akan membuat orang-orang tidaklah takut melakukan tindak pidana korupsi, karena mereka pasti cenderung berpikir bahwa masuk rumah tahanan seperti halnya pindah rumah belaka.
Apakah perlakuan itu pantas didapatkan oleh seorang koruptor ? Tidak kan ?, coba kita lihat kabar berita akhir-akhir ini, seseorang yang hanya mencuri pisang saja bisa dihukum beberapa tahun, bahkan bisa sampai belasan tahun,sedangkan koruptor yang sudah jelas menggelapkan uang miliaran bahkan sampai triliunan bisa mendapatkan hukuman yang hanya beberapa tahun saja, sungguh perbandingan yang kita tahu sangatlah tidak sepadan. Oleh karena itu, ketegasan dalam memberi hukuman sangatlah diperlukan untuk membuat jera para pelaku tindak pidana tersebut. Dalam hal ini petinggi atau pejabat akan berperan sebagai tubuh dari pohon talas itu sendiri.
 Dua cara dari teori talas inilah yang kemudian hari akan aku gunakan, jikalau pada suatu hari nanti, diriku mempunyai kesempatan untuk memimpin KPK, karena aku yakin bahwa,” wahai para koruptor biadab…!!! kalian akan musnah di tangan ku..!!!”.

……****……

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates